Hello Teman-teman ...
Ada beberapa anak yang sedang belajar menulis cerpen di PAY Khoirun Nisa'. Satu di antaranya bernama Anggi Marlinda asal Banjarnegara. Dia menulis tentang usaha seorang bernama Ayesa yang mendaur ulang plastik menjadi tas-tas cantik.
Kita dukung mereka ya ...
Yuk dibaca. Tapi, maaf. Saya postingnya dua kali. Sekarang posting yang pertama dulu. Terima kasih
...
Branding Name
Anggi Marlinda—PAY Khoirun Nisa’—Kelas 9
Beringinjaya, 2013
Ruang Rohis-OSIS
“Maaf kak, Gimana kalau kita buat
kerajinan tangan ?” usul Ayesa pada Alan ketua Rohis MA AL-IRSYAD.
“Kerajinan? Kerajinan apa ?” tanya Alan dingin. Wajahnya tampak lelah. Berbagai
kegiatan dilakukan tapi belum ada yang berhasil. Para anggota Rohis hanya
melakukan setengah-setengah, tak ada yang benar-benar serius.
“Percuma kalau nggak berhasil. Paling
cuman ngabis-abisin biaya,” tambah Risa—wakil ketua—sama dinginnya.
“Kerajinan yang ini beda kok, Kak. Kita
hanya mendaur ulang sampah aja, ” harap Ayesa meyakinkan.
“Sampah ? ” tanya Alan mulai tertarik. “Mau
dibuat apa? Aku sih setuju-setuju aja asal nggak terlalu banyak modal. Percuma
kalau cuman buang-buang waktu dan tenaga,” tambah Alan. ada sedikit harapan
dihati Ayesa. Dari mata Alan ia tahu bahwa kerua Rohis itu percaya padanya.
“Banyak sampah plastik; bungkus
sabun, minuman ringan, makanan ringan, dan seabrek jenis lainya. Paling-paling
dibuang atau dibakar sebagai sampah. Seharusnya kita tahu, kalau sampah itu
bisa jadi produk mahal!” jelas Ayesa sambil mengerak-gerakakn tangannya. Dia memutar-mutar
pulpen di tangan kanannya.
“Terus” potong Alan dan Risa berbarengan.
“Mau dibuat apa ?” tanya Risa penasaran.
“Kita buat tas cantik dari
plastik-plastik itu. Ini tuh enggak ngabis-ngabisin biaya. Kita cuman modal
dikit buat bikin tas cantik ini. Llebih enaknya lagi, kita bisa jual hasilnya, kita
buat semenarik mungkin dan tentunya kita harus satuin kekreatifitasan kita biar
tambah oke,” jelas Ayesa . Senyumnya mengembang.
“Tapi ... kamu tahu caranya kan?” tanya
Alan mengerutkan jidat—meyakinkan Ayesa ---berharap Ayesa tidak
setengah-setengah melakukan kegiatan baru yang unik ini.
Ayesa mengacungkan jempolnya, “Pasti
dooong.”
***
“Gimana kalau kita kerjasama, trus
hasilnya kita bagi dua, kita bikin brand gitu,” usul Risa suatu ketika—saat menata tas-tas plastik yang hendak dijual.
“ Bo-oleh. ”
“Kita namain brand kita AYERIS CRAFT, gimana?” tanya Risa sambil menatap Ayesa.
“Bagus. Nama yang cantik.”
***
“Gimana kak? Mau nggak? Gampang kok,
asal kita nggak berlokasi yang deket sama lokasinya Ayesa,” tawar Risa pada Alan.
“Boleh juga sih,aku setuju, apalagi Ayesa
dah untung banyak,pasti nggak bakal tahu kalau kita ngakalin brandnya.”
Senyum Alan mengembang,menatap Risa
dengan tatapan penuh ambisi
***
“Ris,kalau dipikir-pikir,kok pelanggan
kita makin dikit ya?” ucap Ayesa bingung. Dia menatap tas-tas dengan brand
AYYERIS CRAFT yang mulai sepi dari
pengunjung. Gimana nggak sepi kalau ada
yang lebih menarik. Risa tersenyum tanpa menghiraukan Ayesa.
“Masa sih? Perasaanmu aja kali,” jawab
Risa cuek.
Ayesa menjelaskan jumlah barang yang
terjual banyak, tapi uangnya kok sedikit. Dia juga berusaha mengingat-ingat
kalau ada yang lupa. Tidak berhasil.
Risa tersenyum sinis. Dia mengubah
haluan pembicaraan.
“Aku mau ikut papa ke batam untuk
beberapa hari. Izin dulu, ya?”
“Oke.”
Bersambung ke sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar