Rabu, 24 Juni 2015

Branding Name (2)



  Dua hari sudah ayesa mengurus usahanya  sendiri, menambah pernak-pernik ini-itu pada tas cantiknya.
“Yes, di Batam ada juga lho tas-tas yang kayak AYERIS CRAFT. Lebih bagus, maju, terkenal juga, padahal brand itu masih baru. Namanya ALRIS CRAFT ” ucap Nita—teman Ayesa yang direkrut untuk membantunya.
“Di Batam? Kayak punya kita? Kok bisa? ”
Batam adalah tempat tujuan Risa berjualan. Dan kemarin Alan—sebagai ketua Rohis izin mengadakan pertemuan dengan keluarganya di batam. Apa maksudnya? Ayesa bergegas menuju gudang penyimpanan,hendak mengecek tas-tas plastiknya,dan mengambil notebook pentingnya yang ia sembunyikan di laci lemari sudut gudang.
“Astaghfirullahaladzim.”
Ayesa menutup mulutnya, ia benar-benar bingung. Apa Risa mengambil notebook penting berisi cara-cara pembuatan tas dan mengambil sebagian tas-tas plastik yang  di gudang.
“Nit, kamu tahu siapa yang terakhir masuk gudang? ”
Nita tetap serius menatap layar monitornya, tanpa menghiraukan pertanyaan Ayesa.
“Risa dibatam ya ,Yes? ” tanya Nita pada Ayesa tanpa beralih dari monitor yang penuh gambar-gambar tas plastik hasil buatan Ayesa.
Ayesa mendekat. Dia menatap wajah Nita. Lekat.
“Betul.”
“Ini buatanmu, kan?”
Keduanya melihat tas-tas yang persis dengan buatan Ayesa. Ayesa mengenalinya dengan baik.
“Akan kutanyakan pada Risa. Kita tidak bisa menuduhnya begitu saja.”
Nita mengiyakan. Ayesa menekan kontak Risa. Risa mengakui akan kecurangannya. Perlahan, dia menatap ke luar jendela. Rasa sakit begitu kuat menohok hatinya. Tapi, mungkin akan lebih baik berusaha memaafkan. Bagaimana pun caranya. Selesai.

Cerita sebelumnya bisa baca di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar