Naik Sepeda

Apakah kalian sudah bisa naik sepeda?

Mungkin pertanyaan saya terbaca sepele, tapi coba baca sebentar. Saya akan sedikit bercerita tetang tiga anak dari Nusa Tenggara Timur yang berhasil naik sepeda hanya dalam waktu kurang dari satu minggu. Kenapa hal ini menarik? Sekali lagi. Hanya sebentar saja, mari simak bersama.

Ketika awal-awal tiga anak ini datang ke panti asuhan, mereka belum bisa naik sepeda. Saya dan suami menyarankan agar mereka berlatih. Ya! Kendaraan yang dipakai anak-anak memang sepeda. Belum diizinkan naik kendaraan bermotor.

Setelah kami menganjurkan mereka, tiga anak tadi pun berlatih, sayang tidak kontinyu. Hasilnya pun mengecewakan, sampai hampir tiga tahun mereka belum juga bisa. Payah.

Sekarang tiga anak tersebut lulus SMU, pihak panti akan mendukung mereka untuk kursus, kuliah, atau lainnya. Suami saya menyarankan agar mereka latihan naik sepeda lagi, alasannya mungkin nanti sepeda akan menjadi alat transportasi dari panti menuju tempat belajar mereka. 

Perjuangan pun dimulai.

Tiga anak berlatih sehari dua kali; pagi dan sore, kadang hanya pagi saja. Saya mengatakan kalimat yang agak sadis, "Kalian harus punya target. Berapa hari latihan akan bisa." Mereka hanya tersenyum, demikian juga saya.

Ternyata setelah gertakan itu, satu di antara mereka sudah bisa. Dia naik mirip ular; jalannya berlok-belok. Maklum. Dua yang lain ikut terpanasi, satu anak yang terlihat paling grogi di antara mereka juga mulai bisa mengayuh. 

Pada hari keempat mereka semua sudah bisa naik sepeda. Keren kan? Coba dari dulu mereka bersungguh-sungguh. Tentu sudah bisa dari dulu.

Senyum mereka mengembang. 

Saya jadi ingat, dulu saya belajar naik sepeda saat usia masih enam tahun. Tidak ada rasa takut jatuh, menabrak, atau lainnya. Saya hanya tahu kalau saya akan bisa naik setelah latihan.

Bukankah demikian dalam hidup? 

Kadang kita tidak atau tepatnya belum menguasai satu hal disebabkan karena kita belum menekuninya. Mari lawan rasa takut, berusaha, dan raih apa yang kita inginkan.